Rabu, 27 Desember 2017

SIKAP HIDUP DALAM MENGHADAPI COBAAN

Tidak ada orang yang hidup tanpa ujian/masalah. Selama ini kita cenderung takut menghadapi berbagai ujian dalam hidup kita. Padahal kita selalu menghadapi ujian formal, seperti ujian SD, SMP, SMA, dan sampai sekarang menjadi mahasiswa. Belum lagi ujian dalam hidup/ujian pribadi, seperti masalah dengan teman/sahabat, keluarga, kesehatan, finansial dan sebagainya. Yang menentukan apakah kita akan menjadi mulia dalam menghadapi masalah tersebut adalah cara kita menyikapi masalah/ujian yang kita hadapi. Apabila kita menyikapi dengan sikap yang baik, seburuk-buruk hasilnya akan selalu ada hal baik yang bisa kita petik. Sebaliknya, apabila kita menyikapi segala sesuatu dengan sikap yang buruk/selalu mengeluh, selalu akan ada hal buruk yang akan kita petik dari berbagai hal baik yang kita peroleh.
Contohnya 3,5 tahun yang lalu ketika saya mengikuti ujian SNMPTN, ayah saya menyuruh saya untuk memilih pilihannya padahal yang akan mengikutin tes itu adalah saya tapi saya hanya menurut saja memilih pilihan yang tertinggi yaitu Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi di Universitas Negeri yang sudah terakreditasi A di ibukota. Meskipun Universitasnya saya juga inginkan tapi saya ingin ke Jurusan Bahasa & Budaya di Universitas tersebut. Disitu saya sudah berpikir kalau saya sudah pasti tidak akan diterima karena ada pula teman saya yang nilainya lebih tinggi mendaftar di jurusan dan universitas yang sama. Begitu hasilnya keluar, benar saja saya tidak diterima. Setelah itu saya berpikir, kalau saja saya memilih apa yang saya yakini dan saya inginkan dan dapat diperjuangkan mungkin saya akan diterima, karena teman saya yang nilainya lebih rendah sedikit dari saya pun di terima di Jurusan dan Universitas yang saya inginkan.
Bukan hanya masalah itu saja, karena sudah malas dengan segala hal dan saya sangat kecewa pada diri saya yang tidak bisa mempertahankan pendapat dan keinginan saya. Akhirnya saya menyerah, saya serahkan kepada kakak tertua dan orang tua saya untuk memutuskan saya kuliah dimana dan jurusan apa. Akhirnya saya disuruh untuk mendaftar ke Universitas Gunadarma di Jurusan Teknik Informatika, dan pada tahun pertama dan kedua saya masih sangat berpikir “kenapa saya mau saja menuruti apa maunya kakak tertua dan orang tua saya, saya bahkan tidak mengerti apapun yang diajarkan oleh dosen-dosen disini” tetapi apabila kita pikirkan baik-baik. Setiap kita mendapatkan masalah, pada umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri. Banyak orang menderita karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri yang sudah ada.
Kalau sudah terjadi, kuncinya adalah ridho/diterima. Seringkali saat mengalami suatu masalah/musibah, kita cenderung berpikir “seandainya saya pergi lebih cepat”, “seandainya kita belajar lebih giat” dan lain sebagainya yang sejenis dengan adanya kata “seandainya, kalau saja”. Hal itu menandakan bahwa kita adalah orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak tenang dalam menghadapi berbagai cobaan serta masalah hidup. Apabila kita mencoba berpikir lebih dalam, banyak orang menderita bukan karena kenyataan yang terjadi tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Oleh karena itu, apabila kita sudah siap untuk menerima berbagai cobaan dari awal dan bukan di akhir, InsyaAllah kita akan menjadi lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian dalam hidu kita.
Jadi sikap saya dalam menghadapi cobaan adalah Jangan mempersulit diri sendiri dengan berpikir “mudahkanlah urusanmu” dan kalau sudah terjadi, kuncinya adalah ridho/terima. Tapi selanjutnya jangan diulangi lagi dengan cara mengintrospeksi diri sendiri supaya lebih baik daripada sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar