Tidak ada orang yang hidup tanpa ujian/masalah. Selama
ini kita cenderung takut menghadapi berbagai ujian dalam hidup kita. Padahal
kita selalu menghadapi ujian formal, seperti ujian SD, SMP, SMA, dan sampai
sekarang menjadi mahasiswa. Belum lagi ujian dalam hidup/ujian pribadi, seperti
masalah dengan teman/sahabat, keluarga, kesehatan, finansial dan sebagainya.
Yang menentukan apakah kita akan menjadi mulia dalam menghadapi masalah
tersebut adalah cara kita menyikapi masalah/ujian yang kita hadapi. Apabila
kita menyikapi dengan sikap yang baik, seburuk-buruk hasilnya akan selalu ada
hal baik yang bisa kita petik. Sebaliknya, apabila kita menyikapi segala
sesuatu dengan sikap yang buruk/selalu mengeluh, selalu akan ada hal buruk yang
akan kita petik dari berbagai hal baik yang kita peroleh.
Contohnya 3,5 tahun yang lalu ketika
saya mengikuti ujian SNMPTN, ayah saya menyuruh saya untuk memilih pilihannya
padahal yang akan mengikutin tes itu adalah saya tapi saya hanya menurut saja
memilih pilihan yang tertinggi yaitu Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi di
Universitas Negeri yang sudah terakreditasi A di ibukota. Meskipun
Universitasnya saya juga inginkan tapi saya ingin ke Jurusan Bahasa &
Budaya di Universitas tersebut. Disitu saya sudah berpikir kalau saya sudah
pasti tidak akan diterima karena ada pula teman saya yang nilainya lebih tinggi
mendaftar di jurusan dan universitas yang sama. Begitu hasilnya keluar, benar
saja saya tidak diterima. Setelah itu saya berpikir, kalau saja saya memilih
apa yang saya yakini dan saya inginkan dan dapat diperjuangkan mungkin saya
akan diterima, karena teman saya yang nilainya lebih rendah sedikit dari saya
pun di terima di Jurusan dan Universitas yang saya inginkan.
Bukan hanya masalah itu saja, karena
sudah malas dengan segala hal dan saya sangat kecewa pada diri saya yang tidak
bisa mempertahankan pendapat dan keinginan saya. Akhirnya saya menyerah, saya
serahkan kepada kakak tertua dan orang tua saya untuk memutuskan saya kuliah dimana
dan jurusan apa. Akhirnya saya disuruh untuk mendaftar ke Universitas Gunadarma
di Jurusan Teknik Informatika, dan pada tahun pertama dan kedua saya masih
sangat berpikir “kenapa saya mau saja menuruti apa maunya kakak tertua dan
orang tua saya, saya bahkan tidak mengerti apapun yang diajarkan oleh
dosen-dosen disini” tetapi apabila kita pikirkan baik-baik. Setiap kita
mendapatkan masalah, pada umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri.
Banyak orang menderita karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri
yang sudah ada.
Kalau sudah terjadi, kuncinya adalah ridho/diterima. Seringkali saat mengalami suatu
masalah/musibah, kita cenderung berpikir “seandainya saya pergi lebih cepat”,
“seandainya kita belajar lebih giat” dan lain sebagainya yang sejenis dengan
adanya kata “seandainya, kalau saja”. Hal itu menandakan bahwa kita adalah
orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan
tidak tenang dalam menghadapi berbagai cobaan serta masalah hidup. Apabila kita
mencoba berpikir lebih dalam, banyak orang menderita bukan karena
kenyataan yang terjadi tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut.
Oleh karena itu, apabila kita sudah siap untuk menerima berbagai cobaan dari
awal dan bukan di akhir, InsyaAllah kita akan menjadi lebih tenang dan lebih
siap dalam menghadapi berbagai ujian dalam hidu kita.
Jadi sikap saya dalam menghadapi
cobaan adalah Jangan mempersulit diri sendiri dengan berpikir “mudahkanlah
urusanmu” dan kalau sudah terjadi, kuncinya adalah ridho/terima. Tapi
selanjutnya jangan diulangi lagi dengan cara mengintrospeksi diri sendiri
supaya lebih baik daripada sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar