Jumat, 24 April 2015

SUKU MADURA

Suku Madura ~ Suku bangsa ini mendiami Pulau Madura dan sebagian pantai Jawa bagian timur. Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20.179.356 juta jiwa (sensus 2014). Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya Sebagian lain ada yang berdiam di kota-kota besar lain di Indonesia. Bahasa mereka adalah bahasa Madura dengan dialek Kangean, Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. Bahasa Madura juga mengenal tingkatan bahasa, yaitu bahasa kasar, menengah dan halus, Bahasa kasar dipakai untuk komunikasi sehari-hari masyarakat.

Bahasa ~ Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan. Juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Tulisan di atas hanya streotipe saja yang hanya dilakukan oleh segelintir orang. Suku Madura memiliki aturan dan tatakrama yang sangat kuat. Orang Madura sangat menghormati orang tua, guru, dan sebagainya. Apalagi Madura Timur (Pamekasan dan Sumenep)yang dikenal halus gaya bicaranya dan sangat sopan santun.

Agama dan Kepercayaan ~ Mayoritas masyarakat hampir 100 % suku Madura adalah penganut Islam bahkan suku Madura yang tinggal di Madura bisa dikatakan 100 % muslim. suku Madura terkenal sangat taat dalam beragama islam. Salah satu sebabnya dengan adanya Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh pulau madura. Misalnya Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar di Kabupaten Pamekasan, Pondok pesantren AnnuqayahPondok Pesantren Annuqayah disingkat PPA pesantren yang terletak di desa Guluk-Guluk, Pondok Pesantren Al-Amin di Sumenep dan Pondok Pesantren, Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Pondok Pesantren Attaraqqi Sampang, dan pesantren-pesantren lainnya dari yang memiliki santri ribuan, ratusan, dan puluhan yang tersebar di Pulau Madura. Pesantren-pesantren begitu mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura karena pesantren tidak sekedar mengajar ilmu agama tapi juga mempunyai kiprah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan peduli pada nasib rakyat kecil. Misalnya Pondok-Pesantren Sumber Mas yang terletak di desa ter pencil Rombiya Barat Ganding Sumenep. Sekalipun jumlah santri hanya berkisar ratusan, namun pesantren ini telah memiliki usaha untuk memberdayakan para alumni dan masyarakat sekitar dengan program simpan pinjam yang dimotori oleh BMT Sumber Mas, pembinaan peternak sapi dan kambing, ayam petelor, usaha rental dan sebagainya.

Mata Pencaharian Utama Suku Madura ~ Mata pencaharian utama masyarakat Suku Madura adalah bercocok tanam ketela, jagung, kacang hijau dan kacang tanah. Pekerjaan lainnya adalah nelayan di sungai dan lautan. Pelaut Madura memang juga terkenal gigih dan terampil berlayar. Di Madura juga berkembang peternakan, sapi potong, sapi kerapan (pacuan), kuda, kambing, dan ayam.

Kekerabatan Dalam Suku Madura ~ Prinsip hubungan kekerabatan orang Madura umumnya adalah bilateral. Khususnya golongan priayi (bangsawan), sebagian masih menggunakan prinsip hubungan kekerabatan yang patrilineal sifat, terutama nampak dalam hal pewarisan gelar pusaka yang disebut pancer (garis keturunan lelaki saja). Unsur feodalisme masih terasa di daratan Madura. Keluarga-keluarga inti yang satu keturunan biasanya membuat tempat tinggal yang mengelompokkan di sautu wilayah yang mereka sebut koren, dan biasanya tidak lebih dari sepuluh buah keluarga. Kelompok teritorial genealogis ini ada yang terpencil letaknya dan dihuni oleh sampai dua puluh keluarga dari sekitar lima generasi disebut kampong meji. Kampung yang didiami oleh tiga generasi dengan jumlah rumah paling banyak lima buah disebut pemengkang. Lalu kampung yang dihuni sekitar empat generasi dan jumlah keluarganya bisa lebih dari dua puluh buah disebut tanean lanjeng.
 
Kemasyarakatan Dalam Suku Madura ~ Setiap kampung dipimpin oleh seorang apel. Beberapa buah kampung bergabung menjadi satu desa, dan dipimpin oleh seorang kalebun (kepala desa). Ia dibantu oleh seorang carek (juru tulis). Karena masyarakat Madura umumnya memeluk agama Islam, maka tokoh ulama dihormati pula di daerah ini. Tokoh agama itu biasanya memiliki pengaruh kuat di bidang sosial politik, ekonomi dan kebudayaan. Malah para kyai (ulama) menduduki hierarki teratas setelah bapak (orang tua-tua) dan ratu (pemerintah).


http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Madura
http://suku-dunia.blogspot.com/2014/11/sejarah-suku-madura.html